Persahabatan antara Kopi dan Gula
Gula selalu tampil manis, memikat siapa pun yang mencicipinya. Tapi di balik senyumnya, ada sesuatu yang licik, tersembunyi. Ia datang diam-diam, mengubah rasa, merusak perlahan.
Kopi, yang pahit dan jujur sejak awal, hanya ingin jadi dirinya sendiri. Tapi karena persahabatan, ia menerima gula ke dalam cangkirnya, berharap bisa diterima lebih banyak lidah.
Namun saat semuanya berakhir pahit, siapa yang disalahkan? Kopi. Ya, selalu kopi. Padahal, yang membuatnya berubah adalah gula. (*)
Tidak ada komentar